Assalamu’alaikum fellow readers!
Alhamdulillah, akhir pekan lalu, tanggal 13-14 Oktober 2017, kami sekeluarga berkesempatan untuk getaway ke Bandung. Memang kota ini adalah kota yang enak banget untuk ajak mas Kal dan dek Kai jalan-jalan sambil staycation pas weekend. Yaaa emang karena jaraknya yang tidak terlalu jauh itu sih yang bikin Bandung itu ideal untuk jadi tempat santai para warga Jakarta, hehehe.
Selain pengen ajak anak-anak staycation, kami kesini juga karena ingin menghadiri Smart Parenting Workshop yang diadakan oleh ParentingClubID pada tanggal 14. Saya sempat juga live di Instagram dan Facebook untuk berbagi ilmunya, tapi ada beberapa teman yang minta untuk dituliskan lagi di blog supaya bisa jadi referensi untuk dibaca lagi dikemudian hari. So here it is! Maaf ya kalau tidak terlalu lengkap. Soalnya saya juga sambil standby untuk urus dek Kai 😀
Talkshow dan workshop ini sebelumnya sudah diadakan dibeberapa kota di Indonesia, termasuk di Jakarta. Namun saya berhalangan hadir waktu itu, jadi akhirnya meluncur deh ke Bandung supaya bisa menyerap ilmu parenting dari pakarnya. Yaaa maklum aja mam, namanya juga ilmu menjadi orangtua ini kan gak ada sekolahnya. Jadi tugas kita sebagai orangtua lah untuk proaktif mencari ilmu kesana kemari. Bisa lewat ikutan talkshow seperti ini, atau ikut pelatihan yang lebih mendalam.
Saya sendiri alhamdulillah sudah beberapa kali ikut pelatihan parenting. Cukup banyak ilmu parenting yang sudah saya ketahui, tapi yaa yang namanya manusia pasti tempatnya lupa, apalagi kalau yang berhubungan dengan parenting dimana sebelumnya kita sudah lebih dahulu punya mindset mengasuh anak seperti orangtua kita jaman dulu yang kalau diterapin di jaman now rasanya sudah kurang cocok. Makanya dengan mengikuti pelatihan atau hadir di workshop dan talkshow kayak gini penting banget supaya kita sebagai orangtua punya reminder terus secara berkala agar kita gak melenceng dan “lupa” dengan ilmu parenting yang benar. 🙂
Talkshow dan workshop ini diadakan di Four Points by Sheraton Hotel, dan kami pun sengaja menginap di hotel yang sama dengan venue Smart Parenting Workshop ini supaya kami bisa “anti-telat” untuk datang ke acara ini, hehehe. Benar aja, kami salah satu keluarga yang datang awalun jadi beruntung bisa foto-foto di photobooth dan juga menyapa para pembicara pada hari itu yaitu Dr. Eddy Fadlyana, Sp.A(K) seorang ahli tumbuh kembang, serta dr. Siska Wiramihardja Sp.GK.Mkes sebagai perwakilan dari RSIA Limijati Bandung.
Jam 9.30 pagi para peserta sudah banyak yang berdatangan. Serunya melihat semua semangat datang sekeluarga bersama si Kecil. Nah kalau si Kecil mah jangan ditanya semangatnya, udah heboh banget pada penasaran untuk explore tempat dan juga udah pada ngintipin area stimulasi untuk anak yang emang banyak mainannya :D.. Disini anak-anak akan diajak bermain alias diberikan stimulus oleh kak Budi Haha melalui story telling.
Jam 10:00 WIB acara pun dimulai. Saya sempat kaget sewaktu MC mengumumkan bahwa jumlah peserta yang ingin ikutan talkshow ini sampai berjumlah 400 orang lho.. Wooow.. Ternyata warga Bandung antusias banget untuk nambah ilmu parenting kayak gini! Sayangnya karena keterbatasan tempat, maka pihak Parenting Club hanya bisa terima 100 orang peserta saja. Wah semoga lain waktu Parenting Club ID bisa bikin acara yang lebih besar yaa sehingga makin banyak Mam dan Pap serta si Kecil yang bisa ikutan. 🙂
Dr. Siska menjadi pembicara pertama pada talkshow ini. Beliau menjelaskan tentang pentingnya 1000 hari pertama kehidupan pada awal perkembangan anak. Ternyata yang namanya 1000 hari pertama itu bukan dihitung sejak anak lahir lho mam, melainkan dimulai sejak pembuahan sampai dengan anak berusia 2 tahun.
Terus kenapa sih 1000 hari pertama ini penting?
Jadi intinya tuh periode ini adalah dasar dari pertumbuhan dan perkembangan fisik, emosi dan kecerdasan anak. Status gizi Ibu saat pembuahan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin. Nah bagi para calon Ibu, yuk mulai lebih perhatian sama asupan gizi yang dikonsumsi. Jangan asal enak dan asal kenyang aja yaa, tapi harus gizi seimbang.
Sedangkan pada periode kehamilan, para bumil perlu nutrisi yang lengkap dan seimbang untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan janin, juga untuk kondisi dan kesehatan Ibu selama periode kehamilan agar siap memasuki proses melahirkan. Nutrisi yang seimbang ini juga bermanfaat untuk kesehatan Ibu setelah melahirkan, dan pastinya kesehatan si Kecil yang dilahirkan.
Dr. Siska juga menjelaskan kalau kekurangan nutrisi pada awal kehidupan (0-6 bulan) dapat menyebabkan efek jangka panjang bagi kesehatan si Kecil. Tapi kalau asupan nutrisinya berlebih juga gak baik ternyata mam. Peningkatan berat badan yang terlalu pesat dapat meningkatkan resiko obesitas dan penyakit kronis.
Nah lho, terus asupan apa dong yang terbaik untuk si Kecil pada periode 0-6 bulan ini?
Yaa tentu aja ASI lah mam. Air Susu Ibu itu terbaik untuk bayi karena:
- gizinya lengkap dan seimbang
- Kolostrum-nya mencegah infeksi
- meningkatkan keterampilan analitik dan penalaran
- kemampuan menulis dan membaca
- IQ serta perkembangan kognitif
- tumbuh kembang yang optimal
ASI eksklusif dianjurkan untuk diberikan minimal hingga bayi berusia 6 bulan. Nah kalau periode bayi > 6 bulan sampai dengan anak usia 2 tahun pastikan zat gizi makro dan mikro terpenuhi yaa mam. Zat gizi makro itu dibutuhkan tubuh dalam jumlah besar sebagai penghasil energi, sumbernya berasal dari Protein, Karbohidrat dan juga Lemak. Sedangkan zat gizi mikro adalah yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit namun penting, seperti Vitamin dan Mineral.
Pertumbuhan fisik si Kecil juga terjadi sangat cepat di awal pertumbuhannya, terutama pada usia 2 tahun pertamanya. Nah, sinergi antara asupan nutrisi, stimulasi, dan lingkungan tuh sangat memengaruhi perkembangan dan fungsi otak serta perkembangan perilaku si Kecil.
Saya sempat note beberapa zat gizi selain vitamin yang mendukung pertumbuhan si Kecil, misalnya untuk kemampuan berpikir dibutuhkan DHA, Kolin dan Zat Besi. Sedangkan untuk pertumbuhan fisik dibutuhkan Alfa Laktalbumin, Kalsium, Vitamin D, Fosfor. Nah untuk tubuh yang kuat diperlukan 5 Nukleotida, dan Zinc.
Selanjutnya giliran Dr. Eddy yang menjelaskan panjang lebar mengenai perilaku anak usia pra-sekolah. Dr. Eddy menjelaskan bahwa anak itu wajib sering-sering diberikan stimulasi. Stimulasi seperti apa sih yang diberikan kepada si Kecil? Yaa namanya gak lain adalah BERMAIN.
Dr. Eddy juga menjelaskan bahwa perilaku anak itu merupakan satu produk dari aktivitas otaknya. Jadi kalau aktivitas otaknya baik, maka perilakunya juga akan baik. Otak terdiri dari ribuan sel-sel saraf yang akan terhubung jika kita rajin mengajak anak bermain sehingga dia enjoy dan happy.
Perilaku anak itu hasil dari lingkungan anak alias pola asuhnya dan juga faktor genetik.
Kenapa waktu pra-sekolah penting?
Karena pada usia 3-6 tahun ini adalah usia dimana para orangtua jadi pada parno. Karena di usia ini anak-anak harus mulai dipersiapkan untuk masuk SD, sehingga dituntut untuk mulai belajar calistung. Padahal anak usia ini kewajibannya cuma bermain, belum ada kewajiban untuk belajar. Biarkan anak bermain apa adanya. Anak juga harus dilatih untuk berimajinasi. Imajinasi yang paling simpel adalah melalui bercerita.
Antara kepintaran akal, fisik, dan sosialnya harus seimbang. Kalau kepintaran sosial pada anak usia pra-sekolah ini adalah sudah mampu berteman. Walaupun hanya pertemanan singkat. Misalnya kalau lagi main di playground, dia bisa langsung berkomunikasi dan bermain bersama teman barunya yang ditemui pada saat itu.
Ada beberapa tanda bahaya bagi anak-anak usia pra-sekolah, yaitu:
Anak itu meniru perilaku orangtuanya. Jadi harus banget deh kita sebagai orangtua mencontohkan perilaku baik didepan anak.
Nah disini para orangtua juga bisa melihat kegiatan anak-anak di ruang observasi atau area stimulasi. Seru deh, jadi bisa live observation gitu. Mas Kal 2 kali kelihatan disini, alhamdulillah dia lagi tertib ikut mewarnai dan menempel sticker sesuai dengan arahan kakak-kakak yang ada disana. Saya gak sempat foto layarnya, tapi saya sempat menyelinap ke area stimulasi sebentar untuk melihat kegiatan mas Kal. Dia juga senang banget main di area rumah balon, sampai-sampai gak mau udahan, hahaha.
Selanjutnya kak Budi Haha bergabung ke stage untuk ngobrol tentang kegiatan bermain yang ada di area stimulasi dan juga ngobrolin tentang aspek kepintaran sosial anak. Seperti yang telah dijelaskan oleh Dr. Eddy tadi bahwa anak usia pra-sekolah ini sudah bisa diajak berkomunikasi dan juga sudah bisa memulai pertemanan singkat agar memiliki teman bermain.
Oiya, buat para orangtua yang ingin mengetahui kepintaran si Kecil menonjol dimana, cobain Smart Strength Finder yang ada di web https://www.parentingclub.co.id/ deh. Disitu kita bisa isi beberapa pertanyaan dan langsung mendapatkan hasil tentang kepintaran si Kecil lho mam.
Whoaaa what a fun day! Buat anak bisa seru bermain, sedangkan orangtuanya bisa nambah ilmu parenting. Terima kasih atas sharing ilmunya, semoga berkesempatan untuk ikutan lagi di masa yang akan datang.
♣
Wassalamu’alaikum!
Ola Aswandi | Twitter @olanatics | IG olanatics
DO NOT COPY & PASTE THE PHOTOS WITHOUT PERMISSION
Copyright of olanatics.com
Aheey asyik yah bareng2 sekeluarga gitu Bundo
buset yg ikutan banyak aja sampe 400 orang 😀 tapi emang workshop2 gini berguna buat nambah ilmu parenting buat orang tua biar lbh mengenal kemampuan anaknya
Yg daftar 400 orang mba San.. yg boleh ikut cuma 100 hahahaa..