Assalamu’alaikum fellow readers!
Ketika kecil, saya sering ditanya, mau jadi apa nanti kalau sudah besar?
Pada saat itu, kebanyakan anak-anak akan menjawab ingin menjadi dokter, insinyur atau pilot, bahkan presiden sekalian! Terinspirasi dari lagunya Susan dan Kak Ria Enes tampaknya sih, hehehe. Nah beruntungnya saya termasuk anak mainstream yang ikut arus dengan menyebutkan dokter sebagai profesi impian saya. Setelah dokter, lalu berubah lagi maunya jadi pegawai bank. Alasannya simpel, dulu kepincut sama seragam para teller bank yang cantik, ramah, dan cekatan, hahaha. Setelah itu, berubah lagi pengen jadi astronot karena saya suka lihat bintang. Hahaha makin susah aja cita-citanya.

Saya tidak pernah berpikiran ingin jadi pengusaha. Apalagi usaha kecil yang dirintis sendiri di bidang fesyen. Hahaha sama sekali tidak ada. Saya anak tomboy, tidak peduli penampilan. Sampai masa SMA datang, saya mulai suka dengan fashion, suka mix & match baju, koleksi aksesoris, potong rambut sesuai trend, sambil berharap bisa terlihat kece ke sekolah diantara serangan jerawat puber disana-sini. π
Mulai centil tepatnya. Baju dan rok juga diketat-ketatin, kaos kaki sebetis kayak mau main bola, dan juga ballerina flats supaya tampilan jadi lebih ngehits lagi. Hahaha. Tapi waktu SMA saya tergolong bukan anak gaul bin populer. Saya tidak dikenal guru, dan ibaratnya saya selalu kebagian jadi murid yang ngeces lihat gank cheers gaul disekolah yang eksis dan punya pacar. Hahaha. Iya, saat SMA saya belum boleh pacaran, jadi gak berani pacaran dulu. Pernah sih jadian sama cowok kelas sebelah, tapi tidak lama dan cuma sekedar anter pulang aja, itu juga saya gak berani suruh masuk ke rumah karena takut dimarahin ortu. Hahaha. Backstreet cupu ala-ala. π nape jadi ngomongin pacaran??
Saat SMA itu saya banyak tahu referensi fashion karena dulu langganan majalah Gadis selama beberapa tahun. Dulu yang jadi GadSam eranya Astrid Tiar, ketahuan kan angkatannya? Hehehe. Dari situ saya mulai aware dengan penampilan stylish yang kece. Sok ngikutin tips kecantikan untuk pakai masker alami yang dibuat sendiri lah, ngikutin bikin barang-barang DIY, sampai ngikutin cara posenya model-model majalah tersebut, hahaa.
Untuk menyalurkan kreativitas, saya juga belajar Photoshop secara otodidak. Iya betul, belajar sendiri aja diutak-atik sampai kepala berasap. Akhirnya karena sering latihan, sekarang saya sudah cukup paham mengoperasikan sang Photoshop. Sejak saat itu, I’m in love with creativity. Walau pas SMA gak masuk tim mading seperti Cinta di AADC, justru malah masuk ekskul Tae Kwon Do, tapi saya tetap suka lihat baju dan aksesoris cantik untuk teenagers. Namun ya sudah, itu semua hanya kesenangan belaka, tidak mungkin ada sejarahnya saya boleh masuk sekolah fashion atau design oleh ortu, karena mereka science minded sekali.
Akhirnya saya kuliah di jurusan bahasa. Ini pun karena kepalang lulus SPMB hahaha. Pendidikan Bahasa Jerman UNJ tepatnya. Alhamdulillah karena saya juga suka bahasa, saya juga bisa cepat menguasai bahasa asing tersebut dan bisa bersinar dengan prestasi berupa beasiswa disana-sini, walau kemudian redup setelah bertemu kata SKRIPSI yang membuat saya 1.5 tahun lulus lebih lama, yes, hanya untuk urus skripsi. Yah begitulah seni kehidupan, kan tidak bisa lancar terus kayak jalan tol di Eropa kan? π Saya pun akhirnya menikah sebelum lulus kuliah. Saya tidak malu mengakuinya. Saya memang lama lulus kuliahnya. Tapi mungkin memang harus begitu jalannya supaya saya mawas diri.
Setelah menikah dan lulus kuliah, saya tetap ingin jadi orang yang produktif dan menghasilkan. Pada saat kuliah saya pernah membuat sebuah online shop di Facebook bersama sahabat saya untuk belajar usaha. Kemudian saya buka BimBel privat bahasa Jerman bernama Proviant Privat yang jalannya sampai sekarang masih tergantung mood. Nah usaha saya yang paling fokus adalah merintis MISLA. Saat itu modal yang dikeluarkan lumayan besar karena saya langsung ditawari untuk menjadi tenant di salah satu butik hijab di kawasan Cikini. Tawaran ini yang mendorong saya untuk serius membangun MISLA.
Tak lama setelah launching brand MISLA, saya diberi amanah oleh Allah swt untuk hamil anak pertama kami. Okay, berarti akan ada transisi kehidupan bagi saya yang biasanya full urus usaha. Saya harus menjadi Mompreneur, atau juga bisa disebut WAHM (Work at Home Mom). Sejak hamil saya tidak berani nyetir mobil, takut kehamilannya terganggu soalnya, mengingat bisa hamil juga setelah 1 tahun pernikahan, jadi saya hati-hati sekali menjaga si buah hati didalam kandungan. Ini berimbas kepada usaha saya yang baru dirintis. Ketika teman-teman yang lain berlari untuk membesarkan usahanya, saya malah terlena dengan kehamilan yang penuh sukacita sehingga MISLA pun terbengkalai. Padahal waktu itu MISLA baru saja menyewa ruko berbekal profit yang didapat untuk bikin workshop, warehouse dan butik offline sendiri.
Sudah ketebak kan gimana nasibnya?
MISLA saat itu diposisi hidup segan mati tak mau. Padahal sudah ada tanggungan biaya sewa ruko yang mesti dipikirkan, hahaha.. Sebagai solusi, suami mencoba mengambil alih semua kegiatan MISLA. Ternyata tetap tidak bisa karena suami pun sudah punya pekerjaan tetap. Sama saja tidak fokusnya.
Sampai saya melahirkan Kal, saya masih saja tidak bisa kembali aktif bekerja. Karena belum ada asisten rumah tangga yang bisa bantu jagain Kal. Kami pun sudah tinggal terpisah dari orangtua kami. Ketika Kal berusia 3 bulan, kami mendapatkan ART yang baik dan sayang sama Kal. Sampai detik ini pun si mbak masih kerja dengan kami. Lumayan jadi bisa nitip Kal sebentar ke si mbak sementara saya ngecek butik yang lokasinya sengaja dipilih berdekatan dengan rumah, hanya sekitar 15 menit sehingga saya bisa bolak-balik untuk cek kerjaan.
Sekarang gimana?
Alhamdulillah MISLA masih ada dan masih sanggup nyewa ruko untuk dijadikan markas, hahahaha. Tapi saya sudah lebih santai dalam menghadapi ritme kerja. Saya sudah lumayan bisa mengatur prioritas dalam pekerjaan dan rumah. Saya tidak ke kantor kalau tidak ada perlu, lebih suka bekerja di rumah atau bertemu teman-teman sambil ajak Kal main.
Dari segi internal MISLA juga semua sudah lebih tertata, untuk cek stock dan sales sudah dapat dilakukan secara online berkat suami yang memang IT expert. Jadi makin gampang jualan dari rumah. Iyesss, untuk sales and promotion masih saya sendiri yang jadi admin private sales via BBM & WA. Ketika data order sudah masuk, saya lempar ke pegawai di butik untuk didata lagi dan disiapkan barangnya, kemudian dikirim ketika customer sudah melakukan konfirmasi pembayaran. Terima kasih lagi untuk suami yang sudah membuatkan webstore untuk MISLA, jadi kalau ada pelanggan yang order lewat web langsung di handle oleh pegawai di kantor. Alhamdulillah. Ayo donk cobain belanja di misla-webstore.com hihihihhi..
Usaha ini sekarang saya jalankan dengan santai, mengikuti kemana perginya saja sambil selalu berdoa untuk diberi keberkahan dari setiap usaha yang saya jalani. Gak mau terlalu sporadis dan ambisius untuk mengguritakan MISLA. Santai bae! Yang penting balance. It’s the art of being a mompreneur.
:: 8 Tips Memulai Karir Sebagai Mompreneur ::
- Siapkan keluarga. Kalau sebelumnya sang Ibu hanya fokus kepada keluarga saja, sekarang fokusnya sang Ibu ada dua. Juggling isn’t easy kan yaaa. Ketika ingin memulai usaha, pastikan dulu keluarga di rumah tetap beres dan sejahtera. Dalam hal ini, saya dibantu banget oleh si mbak dirumah.
- Time plan. Saya tidak membuat schedule yang strict sih. Justru karena jam kerja saya yang tidak saklek ini membuat saya bisa mengatur waktu kerja sendiri. Misalnya, pergi kerja setelah Kal makan siang sekitar habis Dzuhur, lalu pulang jam 5 setelah Kal makan sore. Kalau mau cari bahan saya pergi lebih cepat, sekitar jam 11 siang, sehingga jam 2 sudah sampai butik dan kalau tidak ada kerjaan lagi bisa langsung pulang. Tentukan batas berapa lama jika harus meninggalkan buah hati di rumah. Batas pribadi saya adalah 5-6 jam.
- Selektif dan tentukan prioritas. Waktu adalah hal terpenting untuk seorang mompreneur. Lakukan semua hal seefektif mungkin. Kalau ternyata ada suatu kegiatan/tawaran/pekerjaan yang tidak worth it, ya sudah dilepas saja. Tidak semua hal mesti kita pegang kok. My biggest initial investment is my time.
- Allow for the creative process to happen β no idea is a bad idea, test it, try it, believe!
- βMeβ time penting! Dengan segala aktivitas yang tinggi, penting banget bagi sang Ibu untuk tetap merasa balanced and fresh. Youβll be a better mom, wife and person overall when you allow some time to re-fresh. Caranya gimana? Kalau saya sih caranya sering-sering ketemu teman-teman, makan enak, dan karaokean, hahahaha. Soalnya saya bukan tipe banci salon & spa sih, shopping juga sayang duitnya. π
- Positive thinking. Percaya pada diri sendiri kalau kita mampu. Yang penting take real action, and just do it! Remember youβll have ups and downs. There will be days where you ask yourself if youβre crazy, where people donβt get back to you or reject your idea but you must keep going. Semangaaat!
- Ask for help. Kalau dirasa usaha yang dirintis sudah berkembang, dan sudah mulai kewalahan dalam menjalaninya, jangan ragu untuk mempekerjakan asisten. Asisten bisa saja dari keluarga sendiri misalnya kakak, adik, dll, atau teman. Kalau sudah berani untuk hire orang luar juga boleh-boleh saja. Sesuaikan dengan budget dan tipe kebutuhan yang kita harap akan mampu dihandle asisten tersebut.
- Sering-sering komunikasi dengan pasangan tentang usaha kita. Mau maju pesat, terseok-seok, atau bahkan ternyata gagal total, tetap komunikasikan semuanya. Siapa tahu ternyata di dalam hati kecilnya, ternyata suami kurang ikhlas istrinya berwirausaha dan berujung tidak berkah.
Yak, kepanjangan lagi nulisnya. Biarin aja yaa mumpung on fire. π
Tulisan ini ditujukan untuk seluruh pembaca olanatics.com yang telah voting “Mompreneur, Tips Wirausaha” sebagai voting tertinggi untuk topik yang ingin dibaca di blog ini (quick poll di sidebar). Thank you yaa.. π
Selain itu, tulisan ini juga diikutsertakan untuk IHB March Blog Post Challenge bertema Inspirasi Profesi. Yang belum ikutan, yuuuk segeraa nulis yaa..

*****
Wasalamu’alaikum!
Ola Aswandi | Twitter @olanatics | IG olanatics
DO NOT COPY & PASTE THE PHOTOS WITHOUT PERMISSION
Copyright of olanatics.com
Aku terharu, Mbak.. Pasti butuh kehebatan dalam memanage waktu ya, biar semuanya lancar dan ngga ada yang berantakan.. π
Iyaa itu tantangannya Beb.. Walo kadang berantakan jg sih kalo lg hectic banget hehehe
Aaaa inspiring sekali tulisannyaaa. Anyway ternyata satu almamater di Bahasa UNJ, tp aku Bahasa Inggris. Tetanggaan jurusannyaaa,hehehe. Sakses terus MISLA-nya ya ola.. π
waaah ternyata satu kampus yaa kitaa.. *tossss* Sukses juga untuk kamu yaaa mba Lisna π
Hooh satu kampus ternyata. *tosss* thank u ola. ;D
Bundooo.. bagus tulisannya.. udah dah menang challenge aja ini hahahaha
Numpang sharing tulisan aku juga yaa bundo, kali aja reader-nya bundo ada yg mau mampir π
http://www.indahrp.com/2015/03/inspirasi-profesi-jadi-dokter-itu.html
masih kalah kece dibanding tulisan Indah mah iniii.. aku mah hanya remah-remah rempeyek.. hahahha..
silahkan mampir ke tulisan ibu dokter yang satu ini yaa π
Olaaa, tulisan ente makin lama makin bagus deh, suerrr… Very inspiring!
Setuju duehhh ama Fika, abis ini sumber penghasilannya nambah lagi dari blogging. Aamiin ya sis!
aamiin hehehehe.. semoga yaa.. semoga juga gak sering ngedown ini blog huhuhu
very inspiring.
pingin juga ya bisa mompreneur.
skrg mah masih bantuin bisnis fotografinya suami. ^^
thank you mba Susie.. π
itu juga udah termasuk usaha mbaa walau masih bantu2 suami.. π
i feel you banget kak ola. bener2 jadi mompreneur itu harus zuper zekali, harus bijak memilih prioritas. sekali2 kita ngobrol2 cantik tentang yang beginian yuuk. yg emak2 banget π
iyaaa yuk yuk.. dengan senang hati muth.. π
Iya bener nih tulisan Bundo makin berkualitas ajah, inspiring dan bermanfaat tulisannya, semoga MISLA terus berkembang ya π
makasih Niaa.. Aaamiin.. gara2 nulis blognya dijadwalin, dan sering mungkin bikin tulisannya jd lebih baik dr sebelumnya hehehe π
Nice tips Ola.
*nyari tips buat bapak2*
ada gak ya istilah dadpreneur? jadi penasaran…
bundooooo. bener2 deh yaa. makin lama tulisannya makin mantapp. in shaa Allah setelah ini selain MISLA dari blog ini jg akan lebih menghasilkan yaa. kerja berdasarkan hobi emang paling enak. ga berasa lagi kerja. haha
Aamiin.. Semoga yaaa semogaa hahahaha
bundo buka kelas konsultasi nggak nih?? saya mau daftar jadi orang pertama,, hehehe
*ambil formulir dulu
Kalau konsultasi sih gak bukaa.. Tp udah ada beberapa ibu2 yang main ke butik untuk sharing2 seputar memulai usaha kecil. Yuuk maen ke lapak sayaaa
waduuuhh,,, jauh eh bundo kalau mau main2,, semoga ntar suami ada perlu di ibukota, jadi bisa mampir π
via email boleh kah??
hehehe boleh aja kok.. kontak aku di olanatics@gmail.com yaa
Mungkin karna tinggal nya ngga di eropa alias di indonesa jadinya kuliahnya nambah 1.5 taun ya ka. Hahaha. Thanks for sharing this! Jd tambah semangat kaa
Hahaha iya soalnya terlalu pinter la, jadi dosen sini bingung.. Hahahaha. Sama2 La semoga suksesss!
pengen jadi mompreneur juga, tetap bisa berkarya tapi tetap mengutamakan keluarga π
hayuk mba jangan segan dan bimbang untuk memulaaai.. π
Produktif sekali, Mba ola…Terima kasih tipsnya π
terima kasih juga sudah mampir mba Shenia π
inginnnn sekali jadi mompreneur. tapi jugglingnya gimanalah, kalau sekarang kerja kantoran kan gampang karena waktunya pasti 9 to 5. kalau usaha sendiri, takut malah berantakan. π
Sama aja kok, tentuin juga aja jam kerjanya supaya ga berantakan.. Tp emang harus pinter2 ngatur waktu sih yaaa.. π
Super inspiring olaa β₯β₯β₯ proud of you. Thanks for sharing this
Masama tiaa, makasih sudah mampir yaaa
Wohoho inspiring sekaliii, cukup menjadi gambaran yah yg bikin tambah mupeng buat jadi WAHM. hmm! Bener yah, poin 6 mesti kuat, kadang jadi minder dan pesimis yg bikin gak maju.
Hahhaha Bundo, makan enak ama karokean juga bisa setara shopping tu π
Iyaa apalagi kalau background nya ga sesuai sama bisnisnya..
Hahahha.. Iya sih setara shopping sebenernya yaaak.. Tp kalo karoke kan patungan biasanya hahaha
Tapi bisnis mah g msti sesuai background jg kan? π haa intinya nyari hiburan yg bsa patungan yak hahaha
Hmm sbenernya ada 1 hal lg yg belum dibahas di atas yg psti jd prtimbangan org kalo mo jd mompreneur jg. Modal, Bun. How to start?
iya gak mesti kok.. follow your passion aja Naad..
Kalau modal aku dulu minjem tabungan suami. pas BEP langsung dibalikin lunas beserta kecupan mesra, hahahaha. Dan sampai sekarang aku belum berani ambil pinjeman ke bank. makanya growth nya juga sedikit-sedikit gak yang langsung jeduaaar buka lapak dimana-mana… π
nyahaha kecupan mesra, anggep aja itu plus bunga ye π Tapi iya sih, kalo minjem bisa ekspansif, tapi dagdigdug takut gak balik.
iyaaa apalagi suami tipe yang main aman aja kalau bisa gak boleh ada hutang ke pihak manapun.. tapi semua pilihan sih yaa.. ada yg pede aja minjem dan hasilnya memang jadi besar